CatatanHarian.id – Pemerintah Kota Depok menggencarkan penanganan sampah organik salah satunya menggunakan maggot dalam penguraian. Sejalan dengan itu, Ketua TP PKK Kecamatan Bojongsari, Novi Susanti dan Lurah Bojongsari Baru, Adeyasya Aziza mengajak masyarakat memanfaatkan maggot sebagai sarana pengurangan sampah organik.
Ketua TP PKK Kecamatan Bojongsari, Novi Susanti mengatakan, PKK Bojongsari mendukung upaya Pemerintah Kota Depok mengurangi sampah, salah satunya dengan maggot. Menurutnya, sampah organik dapat terurai melalui maggot.
“Langkah ini sangat bagus, sampah organik dapat cepat terurai melalui maggot,” ujar perempuan yang kerap disapa Cing Ovi, Jumat (18/7/2025).
Cing Ovi menjelaskan, maggot merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), dapat digunakan untuk mengelola sampah organik dengan efisien. Maggot mengonsumsi sampah organik dan mengubahnya menjadi produk bermanfaat, seperti pakan ternak dan pupuk.
“Budidaya maggot juga menjadi solusi untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir atau TPA,” jelas Cing Ovi.
Sementara, Lurah Bojongsari Baru, Adeyasya Aziza mengungkapkan, pengembangan maggot untuk mengurai sampah organik sudah berjalan di Bojongsari Baru. Bahkan, selama satu bulan, sampah organik selama satu bulan mampu terurai hingga tiga ton.
“Berdasarkan informasi dari pengelola maggot, satu hari mampu mengurai sampah organik 70 kilogram hingga 100 kilogram,” tutur perempuan berhijab yang kerap disapa Yasya.
Yasya mengajak masyarakat Bojongsari Baru untuk melakukan pemilahan sampah organik dan non organik. Nantinya, sampah organik akan di urai menggunakan maggot sehingga mengurangi beban sampah Kota Depok.
“Kita ciptakan kondisi lingkungan yang bersih dengan cara melakukan pemilahan sampah, maggot menjadi salah satu solusi mengurai sampah organik,” pungkas Ade.