Cerita Sumarni Pencari Sampah TPA Cipayung Depok

Menu

Mode Gelap
 

News WIB

Cerita Sumarni Pencari Sampah TPA Cipayung Depok


					Sejumlah pemulung sedang mengais sampah yang dapat dijual kembali kepada pengepul di TPA Cipayung, Depok. (Dicky) Perbesar

Sejumlah pemulung sedang mengais sampah yang dapat dijual kembali kepada pengepul di TPA Cipayung, Depok. (Dicky)

CatatanHarian.id – Gunungan sampah dan mengeluarkan bau tidak sedap, tidak menjadi persoalan bagi Sumarni untuk mendapatkan uang dari TPA Cipayung, Depok. Ancaman terkena Eskavator yang sedang bekerja mengais sampah, dikesampingkan Sumarni demi kehidupannya.

Sumarni, perempuan memasuki usia setengah abad berusaha mengais sampah bermodalkan karung dan pengait besi. Sejak pagi, Sumarni sudah mendatangi TPA Cipayung.

“Hampir 20 tahun mencari sampah yang bisa dijual, sampai suami udah gak ada,” ujar Sumarni saat di temui di TPA Cipayung, Depok, Senin (29/7/2025).

Sumarni mengenal TPA Cipayung sebagai lahan mencari rezeki bersama suaminya. Kini, Sumarni harus mencari sampah sendiri lantaran suaminya sudah meninggal beberapa waktu lalu.

“Ya karena butuh ya, kita kerja apa adanya, sekalipun mencari sampah,” ucap Sumarni.

Panasnya matahari dan bau kurang sedap bukan menjadi rintangan Sumarni mencari uang demi sesuap nasi. Bahkan, mengais sampah di tengah gunungan sampah dan alat eskavator yang dapat mengancam keselamatan, telah dikesampingkan Sumarni.

“Kalau selesai cari sampah kadang ga nentu, saya cari sampah sedapatnya saja, karena udah ga kuat kalau bawa berat,” kata Sumarni.

Sumarni mencari barang bekas seperti kardus hingga besi yang dapat dijual dari tumpukan sampah TPA Cipayung. Barang hasil pemungutannya dijual seharga Rp2 ribu per kilogram kepada pengepul yang sudah dikenalnya sejak lama.

“Nanti barang yang saya dapat akan ditimbang, sehari biasanya dapat Rp20 ribu,” tutur Sumarni.

Uang yang didapat Sumarni dari hasil memulung sampah, digunakan untuk memenuhi kehidupan hingga membayar listrik. Perempuan berasal dari wilayah Jawa Tengah, dulunya bersama suami mampu menyekolahkan anaknya hingga sekolah menengah kejuruan.

“Bersyukur anak saya sudah selesai sekolah sampai SMK, sekarang sudah menikah dan kerja, saya tinggal sama anak saya yang sudah kerja,” kata Sumarni.

Kini, usianya yang sudah tidak terbilang muda, tidak terlalu memforsir tenaganya untuk mendapatkan barang bekas. Saat Sumarni sudah merasa lelah, Sumarni akan kembali pulang dan menjual barang bekas yang didapatnya.

Saat disinggung rencana TPA Cipayung Depok akan ditutup karena sudah overload, Sumarni hanya dapat pasrah. Sumarni akan melihat terlebih dahulu apakah kedepannya dapat mencari barang bekas di tumpukan sampah atau tidak.

“Saya mah ya ikutan aja, ada orang nyari ya nyari, kalau nggak ya udahlah, kalau mau ditutup mah itu tinggal terserah, gitu aja,” tutup Sumarni.

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Pembangunan Kantor Kelurahan Bojongsari Baru Berjalan 25 Persen

9 September 2025 - 11:43 WIB

Ini Pengakuan Tersangka Penganiayaan Security Perumahan

9 September 2025 - 11:31 WIB

Sekitar 500 Mahasiswa UI Gelar Aksi Tuntut 17+8 di DPR RI

9 September 2025 - 11:19 WIB

Camat Bojongsari Pantau Pendistribusian MBG Untuk Siswa

8 September 2025 - 11:34 WIB

BRI Branch Office Lebak Bulus Beri Gift dan Layanan Smart Service

5 September 2025 - 00:58 WIB

Ratusan Santri Alami Keracunan Makanan di Depok

4 September 2025 - 06:34 WIB

Trending di News