Catatanharian.id – Situ Tujuh Muara di perbatasan Kecamatan Sawangan dengan Bojongsari menjadi destinasi wisata air populer di Depok. Namun, siapa yang tahu, ternyata ada sosok yang menjaga kebersihannya, meski pro bono alias tanpa bayaran sepeser pun.
Adalah Kang Yono, di usianya yang lebih dari 5 dekade ternyata masih kuat untuk mengayuh sampan hingga ke tengah situ yang menjadi salah satu ikon di Bojongsari dan Sawangan.
Bersenjatakan serokan dengan gagang panjang, Kang Yono yang berseragam celana pendek, kaos lengan panjang, topi coklat dan sepatu boot warna hijau begitu semangat membersihkan perairan situ dari sampah.
Kang Yono memulai kegiatan bersih-bersih Situ Tujuh Muara sejak pukul 07.00 WIB hingga jarum jam ke angka 9. Kemudian dilanjut sore hingga matahari masuk ke peraduannya.
Aktivitas warga Jalan H. Kenan RT. 01 RW. 14 Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari ini dilakukan sejak 2009 silam.
Entah berapa puluhan kali Kang Yono memainkan serokannya, tak terasa sampah-sampah yang mengapung dan mengotori Situ Tujuh Muara berpindah ke sampan milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok.
Volume sampah tersebut akan lebih banyak selepas hujan, karena sampah rumah tangga yang terbawa aliran inlet situ.
“Hal ini terus berulang sepanjang musim, sampah yang menumpuk di setu ini kebanyakan sampah rumah tangga yang terbawa oleh aliran sungai dan drainase, dan di bantaran kali ada beberapa tempat penampungan sampah sementara, yang berpotensi turut menyumbang sampah ketika hujan dan terbawa angin,” kata Kang Yono.
Sebagai warga setempat, tentu saja Kang Yono tidak tinggal diam melihat sampah menari-nari mengapung di Situ Tujuh Muara.
Tidak hanya prihatin melihat kondisi tersebut, Lantas, Kang Yono pun tergerak untuk mulai membersihkan Situ Tujuh Muara yang kini menjadi destinasi wisata bagi warga setempat, bahkan luar Depok.
”Alun-alun kan sudah ada petugas kebersihan dari Pemkot. Saya berharap pemerintah juga menambah petugas khusus untuk menjaga kebersihan situ, karena situ ini menjadi bagian dari alun-alun wilayah barat Kota Depok yang menjadi kebanggaan masyarakat Bojongsari,” katanya.
Tidak sebatas itu, Kang Yono pun sempat mengusulkan ke pimpinan wilayah di Bojongsari untuk membuat agenda susur sungai dan membuat jaring penahan sampah agar tidak mencemari Situ Tujuh Muara.
“Sekarang saya kesulitan untuk membuang sampah yang sudah dikumpulkan dari Setu karena selain volume sampahnya yang tidak sedikit tempat pembuangan juga sudah susah,” ucap Kang Yono.
Saat ini, sosok seperti Kang Yono yang mau berkontribusi untuk lingkungan tanpa bayaran sepeserpun sudah langka. Alih-alih peduli lingkungan, banyak kepentingan pribadi yang disisipkan.
Kisah Kang Yono menjadi bahan renungan untuk mewariskan alam yang lestari bagi anak cucu kita kelak. Sebagai wujud rasa syukur atas anugerah yang diberikan Allah SWT, pemilik semesta. Rachmat CH